Sabtu, 20 Juli 2024

Keluhan Masalah Rumah Tangga

Kisah seorang istri yang mengeluh tentang suaminya pada Ibunya

Seorang wanita yang baru saja menikah datang pada ibunya dan mulai
mengeluh tentang tingkah laku pasangannya.
Setelah menikah dia baru tahu karakter asli suaminya yang keras kepala,
gampang emosi dan sebagainya.

Wanita ini berharap orang tuanya ikut mendukung dia menyalahkan suaminya
itu. Namun dia sangat kaget karena saat itu sang ibu hanya diam saja,
dan bahkan kemudian ibunya pergi ke dapur sementara wanita ini terus
bercerita dan mengikuti ibunya ke dapur.

Lalu sang ibu mulai memasak air. Setelah beberapa waktu akhirnya air pun
mendidih.
Sang ibu lalu menuangkan air yang masih panas itu ke dalam 3 gelas yang
telah dia siapkan.

Dalam gelas pertama dia memasukkan sebuah telur, di gelas kedua dia
memasukkan wortel, sedangkan di gelas ketiga dia memasukkan kopi.
Setelah menunggu beberapa saat, si ibu menunjukkan isi ketiga gelas tadi
ke putrinya itu.

Dan hasilnya : Wortel yang keras menjadi lunak, telur yang mudah pecah
menjadi keras, dan kopi menghasilkan aroma yang harum.

Lalu si ibu mulai menjelaskan,

"Anakku... Masalah dalam hidup itu seperti air mendidih. Namun bagaimana
sikap kitalah yang menentukan dampaknya. Kita bisa menjadi,
Lembek seperti wortel
Mengeras seperti telur
Atau harum seperti kopi.

Wortel dan telur bukan mempengaruhi air, tapi merekalah yang berubah
karena air panas ini. Sementara kopi malah mengubah air, membuat air ini
menjadi harum.

Ibarat kehidupan dalam berumah tangga itu adalah Air, maka jadilah kamu
seperti kopi yang membawa keharuman atau bisa membuat rumah tangga
kalian nyaman dan harmonis. Berilah nasehat baik dan manis pada suamimu
agar dia menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tapi ingat, saat memberi
nasehat, jangan memberi nasehat dengan cara yang kasar atau nada
membentak. Tetap perlakukan suamimu dengan hormat, sopan, lemah lembut,
ramah dan penuh kasih sayang. Beri pengertian yang mudah dia pahami agar
suamimu bisa dengan mudah mengerti dan juga senang".

Sang ibu lalu duduk disamping anaknya dan memegang tangannya lalu lanjut
menasehati,

"Jangan pula selalu mengadu atau menceritakan masalahmu kepada
orang-orang diluar ranah rumah tangga kalian. Belajarlah ikhlas nak,
karena ke-ikhlasan akan berbuah kebaikan. Belajar juga untuk senantiasa
bersyukur. Walaupun suamimu seperti yang kamu ceritakan, Insyaa Allah
lambat laun dia akan berubah dan luluh dengan sikapmu padanya".

"Anakku... Menikah adalah menggabungkan dua karakter yang berbeda. Dan
adanya pernikahan, karena kamu sendiri yang memilih dan yang menentukan.
Nak... Pernikahan itu sekali seumur hidup. Bukan kebersamaan sehari dua
hari atau sebulan dua bulan, tapi untuk selamanya.

Dan dalam sebuah pernikahan bukan hanya kalian berdua yang bersatu, tapi
kedua keluarga kalianpun ikut  terjalin. Dan setiap keluarga pasti
memiliki karakter, budaya dan kebiasaan yang berbeda, maka
ber-adaptasi-lah nak.

Pasangan yang kamu pilih adalah pasanganmu sampai mati. Salah atau
benar, itulah pasanganmu.  Untuk itu, saling memahami satu sama lain
adalah salah satu kunci untuk memiliki kehidupan pernikahan yang tidak
hanya langgeng tapi Insyaa Allah juga bahagia".

Sang anak akhirnya faham dan memeluk sang ibu sambil berterima kasih.

Akan sangat mudah untuk kita bersyukur pada saat keadaan baik-baik saja,
tapi apakah kita dapat tetap bersyukur saat kita ditimpa masalah?

Hari ini kita belajar ada tiga reaksi orang saat masalah datang
menghampiri mereka,

Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri.
Ada yang mengeras, marah, dan menyalahkan pihak lain.
Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan bijaksana.

Itu semua tergantung pilihan kita sendiri bagaimana kita merespon sebuah
permasalahan.
#Selfreminder
Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar