Minggu, 17 September 2017

Kulonprogo sekarang

​<i>Apa yang terjadi di​</i> ​<i>​</i><i><b>Kulon Progo​</b></i><i>​</i> ​<i>saat ini!.​</i>

​<i>​</i><i><b>Teladan dalam Senyap​</b></i><i>​</i> ​<i>(belajar nasionalisme ekonomi dan bela pribumi dari kulonprogo)​</i>

​<i>Kulonprogo bukanlah daerah yang jadi sorotan media. Bukan kota besar seperti Bandung, Surabaya, apalagi Jakarta.​</i>

​<i>Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, pun tak sepopuler Kang Emil, Bu Risma apalagi Ahok?​</i>

​<i>Walau tanpa sorotan media, Hasto Wardoyo, telah meletakkan spirit kemandirian sebuah bangsa. Ia mengajak warganya keluar dari kemiskinan, dengan kekuatannya sendiri.​</i>

​<i>Hasto memberi teladan dalam senyapnya publikasi. Ia memulai dengan gerakan​</i> ​<i>​</i><i><b>bela dan beli Kulonprogo.​</b></i><i>​</i>

​<i>Antara lain, dengan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan para pelajar dan PNS disana mengenakan seragam batik​</i> ​<i>​</i><i><b>geblek renteng,​</b></i><i>​</i> ​<i>batik khas Kulonprogo, pada hari tertentu.​</i>

​<i>Ternyata, dengan jumlah 80.000 pelajar dan 8.000 PNS, kebijakan ini mampu mendongkrak industri batik lokal.​</i>

​<i>Sentra kerajinan batik tumbuh pesat, dari cuma 2 menjadi 50an. Seribuan perajin batik Kulonprogo yang biasanya bekerja di Yogyakarta, kini bisa bekerja di Kulonprogo.​</i>

​<i>Uang ratusan miliar rupiah dari usaha kecil inipun berputar di Kulonprogo.​</i>

​<i>Puryanto, seorang pengusaha batik di desa Ngentarejo, mengaku omzetnya meningkat bahkan pernah hingga mencapai 500 persen.​</i>

​<i>Hasto, yang menjabat Bupati sejak 2011, juga berusaha menjamin pendapatan petani lokal, dengan mewajibkan setiap PNS membeli beras produksi petani Kulonprogo, 10 kg/bulan.​</i>

​<i>Bahkan beras raskin yang dikelola Bulog setempat, kini menggunakan beras produksi petani Kulonprogo.​</i>

​<i>Sang Bupati yang juga dokter spesialis kandungan ini juga membuat PDAM mengembangkan usaha, dengan memprodusi Air kemasan merk AirKu (air Kulonprogo ).​</i>

​<i>Selain menyumbangkan PAD, keberadaan air kemasan ini membangkitkan kebanggaan warga setempat dengan mengkonsumsi air produk sendiri.​</i>

​<i>AirKu kini menguasai seperempat ceruk pasar air kemasan di Kulonprogo.​</i>

​<i>Anto, staf setempat, menuturkan, kini jumlah permintaan lebih besar dari produksi. Karena itu, volume produksi AirKu akan segera ditingkatkan.​</i>

​<i>Berbagai kebijakan lewat​</i> ​<i>​</i><i><b>Program Bela dan Beli,​</b></i><i>​</i> ​<i>ternyata mampu menurunkan angka kemiskinan di Kulonprogo.​</i>

​<i>Dari 22,54 % pada tahun 2013 menjadi 16,74 % pada tahun 2014 (data Bappeda).​</i>

​<i>Oh ya, jika Anda ke Kulonprogo, Anda tak akan menemukan papan iklan rokok. Pemerintah Kulonprogo memang menolak sponsor dari perusahaan rokok.​</i>

​<i>Kebijakan ini tentu mengurangi pendapatan daerah. Namun, memimpin daerah bukan cuma soal menggenjot pendapatan tapi menempatkan posisi moral yang memihak rakyat.​</i>

​<i>Dalam hal ini, membela hak kesehatan rakyat.​</i>

​<i>Bupati yang lulusan UGM ini juga memberlakukan Universal Coverage dalam pelayanan kesehatan, dimana Pemkab Kulonprogo menanggung biaya kesehatan warganya Rp 5 juta /orang.​</i>

​<i>Untuk mengimbangi program Universal Coverage, RSUD Wates Kulonprogo memberlakukan layanan tanpa kelas.​</i>

​<i>Artinya, ketika kelas 3 penuh, pasien miskin bs dirawat di kelas 2, kelas 1, bahkan VIP.​</i>

​<i>Sekali lagi, berbagai kebijakan populis ini dijalankan tanpa banyak sorotan media.​</i>

​<i>Dan satu lagi di Kulonprogo​</i> ​<i>​</i><i><b>Alfamart​</b></i><i>​</i> ​<i>dan​</i> ​<i>​</i><i><b>Indomart​</b></i><i>​</i> ​<i>yang biasanya berdampingan bagai pasangan yang tak terpisahkan itu (dimana ada Alfamart, disitu ada indomart) tidak diijinkan untuk membuka usahanya, kecuali mau bermitra dengan​</i> ​<i>​</i><i><b>koperasi.​</b></i><i>​</i> ​<i>dengan syarat dan ketentuan tertentu.​</i>

​<i>Salah satunya kewajiban menampung produk UKM di dalam gerai tersebut dan mempekerjakan karyawan dari anggota koperasi.​</i>

​<i>Alfamart dan Indomart yang bekerja sama dengan koperasi, namanya bukan Alfamart dan Indomart lagi tapi diganti menjadi​</i> ​<i>​</i><i><b>ToMIRA (Toko Milik Rakyat).​</b></i><i>​</i>

​<i>Semoga bisa ditiru dan dilaksanakan pimpinan daerah lain.​</i>

​<i>Jika Kabupaten Kulonprogo bisa mengapa Kabupaten, Kotamadya lain nggak bisa?​</i>

​<i>​</i><i><b>Ayoo maju bangsaku, rakyatku semuanya!​</b></i><i>​</i> 👍👍

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Indosat network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar