Jumat, 03 Maret 2017

Covert selling

Covert selling artinya jualan secara sembunyi-sembunyi. Kenapa kita harus jualan sembunyi-sembunyi? Karena manusia GAK SUKA IKLAN. Jika status FB atau ignya jualan secara terang-terangan maka pada akhirnya akan di unfriend atau diunfollow. Terbukti juga kalau pas kita nonton tv filmnya lagi bagus tiba-tiba iklan, spontan tangan kita langsung mencet remot buat ganti channel.

Covert selling ini bisa dibilang salah satu seni penjualan yang terselubung tanpa menawarkan, tanpa ajakan, ataupun perintah untuk membeli.

Pernah ga sih kita ngobrol sama temen, trus temen kita itu cerita kalau dia habis makan kue yang ueenaak banget. Dia cerita detail banget mulai dari bentuk dan rasanya, sampai dia jelasin kue yang dia makan itu lebih enak dari merk mahal. Coklat brownisnya lumerr banget bikin lidahnya kangen terus. Begitu detail ceritanya sampe ga terasa air liur kita ngumpul dan seketika perut jadi laper.Dan habis ngobrol itu kita langsung cuss cari warung yang jual bronis itu.Nah, yang dilakukan teman yang ngobrol tadi itulah covert selling. Obrolan yang menceritakan sebuah produk ke orang lain. Sederhananya, orang itu gak senang ditawarin sesuatu. Orang Indo mayoritas konsumtif, tapi ga suka ditawarin. Hobi belanja tapi gak suka disuruh beli. Jadi tugas kita di sosmed hanya menceritakan tentang produk yang kita jual. Ceritakan sesuatu yang bakal bikin orang mupeng, kebelet, dan ngiler.

Begini, pikiran manusia itu punya alarm ketika dia nggak suka dengan sesuatu.Nah, ketika ada iklan, pikiran seseorang akan sangat sensitif. Begitu dia mendeteksi bahwa sebuah postingan yang dia lihat di beranda FBnya adalah iklan, maka kemungkinan besar postingan itu langsung di skip. Dilewati begitu saja. Sehingga, di covert selling kita meyakini bahwa TUGAS TERBERAT dari sebuah iklan adalah membuat calon customer bisa dengan sukarela, atau dengan senang hati MEMBACA postingan iklan kita dari huruf pertama hingga titik terakhir. untuk memastikan bahwa alarm di kepala calon customer kita nggak bunyi saat membaca postingan iklan kita, satu-satunya cara adalah dengan MEMBUANG semua hasrat menjual.
Caranya, dengan membuang jauh-jauh semua kalimat yang TERASA menawarkan, mengajak, atau memerintah untuk beli.
Misal ada penjual buku edukasi anak. Coba bandingkan 2 iklan ini,

1. Buku blablabla, tebal 223halaman, penulis bu itu, penerbit si anu.
Harga 25ribu.
Minat pm ya.



2. Ya ampun seneng banget deh anakku hari ini seneng banget dirumah, padahal biasanya pulang sekolah langsung keluar main. Ternyata dia keasyikan baca buku yang tadi aku beli.
Nah, biasanya pilih nomer 2. kalimatnya hanya menceritakan sesuatu. Tanpa ada penawaran apapun, tanpa ada ajakan, tanpa perintah sedikitpun.


Kesimpulan dari materi malam ini:

Apa sih covert selling itu?  Itu katanya, jualan ghoib.  Ga ketauan nawarin,  merintah orang beli,  apalagi nyuruh bayar dagangan. Dalam mempelajari covert selling ga ada benar atau salah, semua tergantung perasaan ketika menulis. Diingatkan juga menulis CS itu menulis sejujurnya sesuai realita dan ga bohong. Bikin tulisan seperti Diary, tapi di sosmed, bikin kepo orang. Karena mengandalkan rasa, makanya ketika menulis tidak boleh memakai
1. Bahasa alay
2. Singkatan 
3. Tulisan berentet
Dan tidak boleh mengajak, menyuruh, nawarin, tidak boleh ada kata
1. Yuk
2. Mau? 
3. Minat pm
4. Hubungi 
Tidak ada harga. Harga lewat dm ig, wa, line. Tidak ada kontak. Kontak nomor wa dan line hanya ada di bioSent from my BlackBerry 10 smartphone on the Indosat network.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar