Senin, 20 Maret 2017

Kesalahan Strategi Pemasaran di Media Sosial

*** *Kesalahan Strategi Pemasaran di Media Sosial* ***
Apakah Di antara kita ada yang pernah ngalamin udah promo mati-matian secara online, tapi gak ada yang response? Terutama promo di sosial media. 
.
Padahal kita sering mendengar cerita keberhasilan beberapa penjual hanya mengandalkan marketplace dan sosial media untuk berjualan.
Tapi sebetulnya,sadarkah kita berpikir apakah bahwa semua itu apakah terjadi begitu saja? Apakah betul di sosial media kita hanya buat akun/page kemudian jualan kita rame?
Apakah dengan menulis banyak konten yang menarik terus bisa mendatangkan banyak follower? Atau jangan-jangan selama ini kita cuma mendengar cerita kesuksesan fiktif dari penjual online?
Inilah "7 Kesalahan Paling Umum yang Menyebabkan Gagalnya Strategi Pemasaran Social Media" dari PanduanIM
*```7 kesalahan berikut ini yang harus kita hindari ketika berjualan online.```*
*1. Berharap penjualan langsung dari social media*
Menurut data penelitian diluar sana bahwa 94% orang menggunakan social media itu untuk tujuan keluarga dan teman. Entah itu melihat foto, chatting, atau membaca status.
Bahkan 62% merasa social media tidak mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli. Seperti itu faktanya. Sekarang, coba bayangkan deh, kita sendiri terakhir kali membuka aplikasi Facebook, Twitter, atau Instagram di smartphone, apa tujuannya?
Ingin membeli sesuatu...
...atau sekedar melihat-lihat foto dari teman dan keluarga?
Biasanya sih yang kedua..
Solusinya, untuk kesalahan nomer wahid ini, simak berikut ini:*
Kita sudah tahu bahwa sebagian besar orang menggunakan social media bukan untuk langsung membeli. Meskipun ada juga sebagian kecil yang seketika langsung membeli, istilahnya 'impulse buyer'.
Tapi hanya sebagian kecil, sangat kecil.
Oleh karena itu, tujuan kita aktif di social media bukan untuk menjual langsung, melainkan untuk membangun interaksi, reputasi, dan brand, barulah terjadi transaksi. 
.
Melalui sosial media lah bisa membuat target audience kita mengenal dan merasa erat dengan kita.
Inilah yang dalam jangka panjang akan berdampak positif.
Sekarang, coba lihat lagi akun-akun besar yang sukses menggunakan social media. Apa yang mereka lakukan disana?
.
*2. Selalu berbicara tentang diri sendiri*
Sebetulnya kesalahan kedua ini bukan hanya sering terjadi di social media marketing, di seluruh strategi marketing juga seperti ini.
Tapi kita fokus dulu ke social media.
Pertama-tama, tadi sudah kita bahas mengenai apa sih yang orang-orang lakukan di social media.
Sebagian besar (hampir semua) untuk teman dan keluarga. Mereka mampir ke social media untuk mencari kabar tentang teman atau keluarga, atau mencari konten yang menarik.
Makanya, kalau kita setiap hari hanya membuat post tentang produk terbaru, daftar harga produk, dan sejenisnya, tidak akan ada yang tertarik dengan kita.
.
*Solusi kesalahan #2:*
Jangan melawan arus.
Kita sudah tahu apa yang dicari oleh orang-orang di social media. Sediakanlah apa yang mereka cari.
Salah satunya, KONTEN YANG MENARIK.
Karena tidak ada orang yang ingin tahu tentang bisnis kita, kita harus membuat konten yang menarik bagi mereka.
Dengan begitu, barulah akun kita layak untuk di-follow.
Salah satu contoh penggunaan social media yang luar biasa, bisa di intip akun Dewa Eka Prayoga atau Jaya Setiabudhi.
.
# *KESALAHAN 3*
*3. Menganggap konten adalah RAJA*
"Konten adalah raja", ungkapan ini sering kita temui di bidang-bidang marketing lain. Karena memang benar, tanpa konten yang berkualitas mustahil bisa mendapatkan hasil yang bagus.
*Di media sosial berbeda.*
Kualitas konten masih penting, sangat penting. Tapi ada yang lebih penting…
*…KONTEKS dari konten tersebut.*
*_"Konteks adalah sesuatu yang melatarbelakangi sebuah kejadian, ide, pernyataan, atau gagasan sehingga semuanya terhubung dan bisa dipahami dengan jelas.."_*
Di kesalahan nomor 2 tadi sudah disebutkan bahwa salah satu penggunaan *media sosial* adalah untuk mendapatkan konten yang menarik.
Tapi bukan sekedar menarik..
Kalau cuma menarik sih, kita ambil gambar lucu dari situs seperti video iklan Thailand yang membuat terharu juga sudah beres.
Banyak yang bakal memberikan share, like, retweet...karena menarik.
Tapi apakah ini berdampak positif terhadap pemasaran?
Tidak.
Justru sebaliknya.
Apabila apa yang kita share melalui social media tidak sesuai konteks, maka orang-orang yang tertarik bukanlah orang yang tepat sasaran.
Yang datang justru mereka yang tidak tertarik untuk membeli produk atau menggunakan jasa kita.
Meskipun banyak like/follower, tapi percuma.
*Solusi kesalahan #3:*
Buat buyer persona.
Buyer persona adalah profil atau gambaran dari orang-orang yang akan tertarik dan mampu untuk membeli dari kita.
Misalnya kalau kita memasarkan produk suplemen fitnes, maka persona-nya adalah orang-orang yang rutin ke gym untuk melatih otot. Bukan orang lain.
Jangan membuat konten yang terlalu umum, apalagi konten yang tidak menarik bagi buyer persona kita.
Masih berjuang untuk bikin konten yang menarik dan belum Memberikan Hasil Optimal??
Mulai sekarang dan seterusnya, kita bisa buat konten sesuai konteks untuk produk kita dengan Mudah, Cepat, dan Tanpa Pusing!
hmmm..panjang juga ya, lanjut, ya...
*4. Menggunakan media sosial dengan cara yang salah*
Coba diresapi sejenak:
Social media...media sosial...
...media dimana orang-orang bersosialisasi.
Artinya, dalam social media marketing kita juga harus bersosialisasi dengan orang lain. Bukan cuma posting sendiri ke akun sendiri.
Inilah kesalahan yang paling sering dilakukan oleh orang yang baru terjun ke social media marketing...cuma membuat post, tanpa bersosialisasi.
Bayangkan...
Kalau kita belum punya traffic dari luar, belum punya follower, dan yang kita lakukan setiap hari hanya membuat konten baru tanpa bersosialisasi keluar. Itu sama halnya Seperti berteriak-teriak di RUANGAN KOSONG. Sekali lagi RUANGAN KOSONG. Hehehe...
Tidak akan didengar oleh orang lain, seberapa bagus dan menariknya pun konten Anda.
*Solusi kesalahan #4:*
Sebagian besar orang melakukan social media marketing dengan tujuan ingin mendapatkan traffic, yang ujungnya terkonversi menjadi pembeli.
Kalau kita sudah punya sumber traffic lain, misalnya blog/website, iklan, dll. kemudian menjadikan social media tempat berkomunikasi dengan mereka, ini tidak masalah.
Tapi kalau tujuannya mendapatkan traffic, kita harus bersosialisasi…
…ke luar dan ke dalam.
Bersosialisasi ke luar artinya kita mencari tempat yang banyak orangnya di social media, seperti Facebook Groups misalnya.
Ini yang kita lakukan di sana:
- Membuat post yang menarik
- Menjawab pertanyaan-pertanyaan orang lain
- Berdiskusi yang bermanfaat
- Mengundang mereka ke tempat kita
Yess, dengan demikian, kita akan mulai mendapatkan traffic dan follower.
Sedangkan bersosialisasi ke dalam artinya kita berkomunikasi dengan orang-orang yang menulis komentar dan mention untuk akun kita.
*5. Tunjukkan bahwa kita adalah MANUSIA.*
Menggunakan cara licik untuk mendapatkan follower dan like
Ada orang-orang yang menjual follower di Twitter dan like di Facebook dengan harga yang sangat murah.
Perlu kita ketahui Facebook punya algoritma yang menganalisa tingkat interaksi antara sebuah page dengan orang-orang yang me-like halaman itu.
Kalau Anda membeli follower, orang-orang yang Anda beli itu sama sekali tidak tertarik dengan Anda. Mereka tidak akan berinteraksi sama sekali.
Nah, ketika interaksinya rendah maka algoritma tadi secara otomatis akan menganggap bahwa page Anda adalah spam.
Setelah itu, seluruh post anda tidak akan pernah masuk ke News Feed mereka. Hiiiii Sereeeemmm....
Semuanya ter-filter secara otomatis.
Dengan kata lain, kalau kita membeli like di Facebook berarti kita membunuh page kita sendiri. :(
*Solusi kesalahan #5:*
Jangan membeli like dan follower.
Carilah follower dengan cara yang sah, yaitu dengan membuat konten yang menarik. Jangan cari follower yang tidak akan tertarik dengan konten kita.
*6. Menggunakan prinsip 4P, bukan 4E*
_Apaan tuh, 4P 4E?_
4P, atau istilah lainnya marketing mix atau bauran pemasaran, ini:
~Product
~Price
~Promotion
~Place
_*Marketing mix adalah sebuah metode yang kita gunakan untuk melakukan identifikasi, dimana sih "posisi" bisnis kita apabila ditinjau dari keempat hal tersebut. Dengan mengetahui posisinya, maka kita bisa merencanakan strategi pemasaran yang tepat.*_
Setiap kali ada kelas tentang marketing, pasti 4P ini diajarkan.
Sayangnya, banyak orang yang salah tangkap…
....mereka menganggap bahwa ketika melakukan pemasaran di social media (dan media lain) mereka harus berbicara tentang 4P:
Silahkan disimak
*Product*: berbicara tentang keunggulan produknya
*Price*: memberitahu harga produk, memberikan diskon
*Place*: memberitahu lokasi toko
*Promotion*: mengajak mereka untuk membeli
*Ini 100% SALAH!!!*
Kalau Anda melakukan hal ini di social media, tidak akan ada yang peduli. Semua follower akan pergi.
*Solusi kesalahan #6:*
4P itu hanya dilakukan DI BELAKANG LAYAR, bukan untuk dikomunikasikan secara langsung kepada orang lain.
Sebaliknya, lakukan 4E:
Engage: ajak mereka berinteraksi
Educate: buat konten yang informatif, mendidik, bermanfaat
Excite: buat konten yang membuat mereka antusias agar mereka kembali lagi kepada kita
Evangelize: buat mereka supaya merekomendasikan produk kita kepada orang lain
Ketika kita berhasil melakukan keempat hal ini, maka strategi pemasaran social media kita sukses.
*7. Social sebagai satu-satunya media pemasaran*
Misalkan Anda sudah punya 100 ribu follower di Twitter.
Keren...
...tapi apa yang terjadi ketika ada sesuatu yang terjadi dengan akun Anda.
Bagaimana kalau akun Anda ditutup oleh Twitter?
Atau bagaimana kalau Twitter (dan Facebook) suatu saat jadi tempat yang tidak efektif lagi untuk memasarkan bisnis?
Angka 100 ribu itu jadi percuma.
Parahnya lagi, kita tidak punya kontak langsung terhadap 100 ribu orang tersebut. Kalau kita tidak lagi menggunakan Twitter, kita tidak bisa memindahkan mereka ke tempat lain. Ini sangat menyedihkan...
Social media tidak mengijinkan kita untuk mendapatkan kontak mereka.
Bayangkan kalau kita terbiasa mendapatkan pembeli dari social media, sumber penghasilan utama kita dari social media. Kemudian seketika dalam 1 hari hilang semua.
Kita akan mengulang lagi dari nol. :(
Itulah kelemahan terbesar dari social media.
.
*Solusi kesalahan #7:*
Dalam pemasaran online, kita mengenal 4 jenis media:
Owned media: milik kita sepenuhnya. Misalnya website, email list, blog
Paid media: iklan berbayar
Earned media: kustomer loyal yang merekomendasikan bisnis kita
Rented media: social media (Facebook, Twitter, dll.)
Kita hanya menumpang di social media, menyewa tempat (rent). Orang-orang yang mengikuti kita di sana bukan milik kita, mereka miliknya Mark Zuckerberg, pendiri Facebook.
Kita harus sadar bahwa paid dan rented media itu hanya sarana untuk mengembangkan owned dan earned media, media yang 100% milik kita. Yess!
Social media hanya kita manfaatkan untuk membangun brand.
Jangan sampai kita dan kustomer kita menganggap bahwa social media lah 'rumah' kita. Buat website kita sendiri (owned media), dan bawa mereka ke sana.
*JANGAN lakukan ini:*
- Mencari 'pembeli langsung' di social media
- Menggunakan FB Ads untuk langsung mendapatkan pembeli
- Membuat konten hanya di social media
- Membuka "toko" di social media
*LAKUKAN ini:*
- Bangun brand di social media
- Gunakan FB Ads untuk mendapatkan kontak mereka.
- Buat konten di website sendiri, gunakan social media sebagai tempat distribusinya
- Bawa orang yang ingin membeli ke website kita
- Intinya, kembangkan sendiri owned media kita. Jangan 100% mengandalkan tempat yang bukan milik kita.
Dan pada akhirnya owned media harus lebih besar daripada rented media.
Sekarang saatnya melakukan yang benar.
*SHARING IS CARING*
Yuk biasakan saling sharing, supaya ilmunya bermanfaat dan berkah. SHARE terus, InsyaAllah makin Bermanfaat...Aamiin...
Jika Anda ingin membuat konten yang menarik dan KONTEKS yang sesuai dengan buyer persona Anda yang menghasilkan *4E, Engage, Educate, Excite, Evangelize* dan Mendapatkan tingkat interaksi *LIKE, KOMEN, dan SHARE* yang Tinggi di setiap status sosial media yang Anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar