Senin, 13 Maret 2017

KERJA KERAS BOLEH, NAMUN INGAT UNTUK MEMBUAT JEDA

KERJA KERAS BOLEH, NAMUN INGAT UNTUK MEMBUAT JEDA
.
.
Pak Norman adalah penebang pohon handal yang akhirnya diterima kerja di
sebuah pabrik besar di bidang pengolahan kayu. Dia senang karena upah
yang diterima juga sesuai harapan dan berjanji untuk bekerja dengan baik.
.
Sang pimpinan memberi Pak Norman kapak baru dan menunjukkan pohon mana
saja yang boleh ditebang. Di hari pertama bekerja, Pak Norman mampu
menebang 18 pohon.
.
"Wow, selamat! Pertahankan itu," kata Sang Pimpinan.
.
Motivasi dari Sang Pimpinan memberikan energi baru dan membuat Pak
Norman lebih bersemangat. Namun, di hari berikutnya, ia hanya bisa
menebang 15 pohon. Hari ketiga Pak Norman bekerja lebih keras, tapi
hanya 13 pohon yang ditebang.
.
Pak Norman terus bekerja keras, tapi hari demi hari semakin sedikit
pohon yang ia tebang. "Aku sepertinya kehilangan kekuatanku," pikirnya.
.
Dia akhirnya menemui Sang Pimpinan dan minta maaf atas kinerja buruknya.
Saat itu Sang Pimpinan bertanya, "Kapan terakhir kali kamu mengasah
kapakmu?," tanyanya.
.
"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu karena sibuk menebang
pohon," jawab Pak Norman.
.
Ya, seperti itulah kehidupan kita. Terkadang kita begitu sibuk dan tak
punya banyak waktu untuk mengasah "kapak" kita. Setiap orang
berlomba-lomba menjadi lebih sibuk dari sebelumnya, hingga lupa membuat
jeda. Memberikan jeda untuk berbahagia, istirahat, dan mengasah ilmu.
.
Bekerja keras boleh saja, akan tetapi Anda harus tetap memperhatikan
hal-hal utama dalam hidup. Misalnya waktu beribadah, waktu untuk
keluarga, waktu untuk membaca, dan sebagainya.
.
Dalam aktivitas yang padat, kita perlu jeda untuk berpikir dan
berkontemplasi. Jika tidak, hasilnya akan seperti Pak Norman dengan
pekerjaan dan kapaknya.
.
Back to reality.. This is Monday

Copas dari: ESQ 165

Tidak ada komentar:

Posting Komentar