Kamis, 01 Juni 2017

What if, great by choice. Laksanakan!

​<i>Zid Notes,​</i>
​<i>Ahad, 21 Mei 2017​</i>

​<b>PRODUCTIVE PARANOIA​</b>

Jim Collins dan Morten Hansen melakukan riset pada ​<b>beberapa perusahaan yang telah berhasil bertumbuh 10x​</b>. Mereka menyebutnya ​<i>10x companies​</i>. Riset mereka tentang perusahaan hebat ini kemudian dituliskan kedalam buku berjudul Great By Choice.

Salah satu perilaku perusahaan yang direkam oleh Collins dan Hansen adalah ​<b>Productive Paranoia​</b>. Productive Paranoia adalah sebuah sikap &quot;menakut-nakuti&quot; diri sendiri, guna kemudian mampu mengantisipasi resiko yang ada.

Hari ini, teori-teori ​<b>optimisme kosong​</b> telah melarutkan para pebisnis dari mengantisipasi resiko. Sedikit sekali dari para pebisnis UKM dan kelas menengah yang menantang dirinya untuk kemudian bertanya lebih dalam.

Didalam buku ​<i>Great by Choice,​</i> mereka menuliskan tentang bagaimana sikap ​<i>productive paranoia​</i> disematkan pada keseharian mereka, 

​<b>"The 10x winners in our research always assumed that conditions can–and often do–unexpectedly change, violently and fast. They were hypersensitive to changing conditions, continually asking, 'What if?' "​</b> Great By Choice, Page 91.

Dalam riset kami, perusahaan yang berhasil bertumbuh 10x, selalu berasumsi bahwa kondisi dapat - ​<b>bahkan seringnya - berubah diluar harapan kita, keras dan cepat​</b>. Mereka sangat sensitif pada berbagai perubahan ini dengan selalu bertanya pada diri mereka sendiri dengan awalan ​<i>&quot;Bagaimana Jika&quot;.​</i>

What If? Bagaimana Jika? Adalah ​<b>sikap yang selalu ditanya terus menerus​</b> oleh perusahaan hebat. Mereka terus menerus menantang desain produk mereka. Mereka selalu menanyakan rencana mereka menghadapi keadaan yang selalu berubah. Mereka selalu &quot;parno&quot; untuk kemudian selalu bertanya &quot;Bagaimana Jika?&quot;, &quot;gimana kalo?&quot;, &quot;kumaha upami?&quot;, &quot;kumaha mun?&quot; .... bukan malah &quot;kumaha ngke...&quot; gimana nanti...

Dan hanya dengan begitu, mereka akan menemukam cara terbaik dalam &quot;menambal&quot; rencana dan desain mereka.

*****

Saya akan buka-bukaan tentang bagaimana ​<b>&quot;What If&quot;​</b> bekerja di dalam perencanaan event Kopdar Saudagar Nusantara.

Kami merancang pertemuan ​<b>12.500 pebisnis UKM​</b> dan menengah di Sentul International Convention Centre. Kami adakan kegiatan ini dalam 2 hari. Dengan target revenue 799 ribu per pax.

​<i>Kami selalu bertanya,​</i> bagaimana jika peserta merasa harga tiketnya terlalu mahal? Pertanyaan ini akhirnya menuntun kami agar ​<b>menyiapkan bonus produk fisik yang kami targetkan 3x dari 799 ribu.​</b>

​<i>Lalu kami bertanya,​</i> bagaimana jika peserta menunda pendaftaran karena event masih lama? 

Pertanyaan ini akhirnya memaksa kami untuk ​<b>menggratiskan layanan Sekolah Bisnis duakodikartika,​</b> dimana peserta yang sudah membayar, langsung mendapatkan akses belajar 87 topik bisnis yang Saya ajarkan. Padahal produk ini biasa dibeli seharga 495 ribu.

Terdapat pula berbagai bonus digital dan jasa yang kami siapkan bagi mereka yang membayar cepat.

​<i>Kami bertanya kembali,​</i> bagaimana jika mereka kebingungan dalam mencari penginapan? Akhirnya kami menyediakan berbagai penginapan dengan harga diskon. ​<b>Bahkan kami pun bekerjasama dengan masjid Az Zikra sentul untuk penginapan gratis.​</b>

​<i>Kami bertanya kembali,​</i> bagaimana jika pada tanggal tersebut hujan deras? Kami pun menyiapkan berbagai antisipasi untuk memudahkan peserta menuju venue.

​<i>Kami bertanya,​</i> bagaimana jika peserta yang sudah mendaftar dan membayar tidak mengajak sahabatnya? Maka kami siapkan program affiliate. Bahkam program ini kami buka untuk umum.

​<i>Kami bertanya,​</i> bagaimana jika pada tanggal tersebut terdapat event tandingan? Maka kami akhirnya mendevelop lahan parkir untuk dibangun ​<b>12 panggung seminar yang melibatkan 12 komunitas​</b>. Agar event ini menjadi sinergi bersama.

​<i>Kami bertanya lagi,​</i> bagaimana jika para pendaftar masih terus sedikit? Maka lahirlah ide penetrasi data base, membangun warm list market, mengadakan mega seminar di ​<b>12 kota besar​</b>, mengimplant perwakilan kopdar saudagar di ​<b>50 kota besar di Indonesia.​</b>

​<i>Kami bertanya lagi,​</i> bagaimana jika revenue dari peserta tidak terjadi? Maka kami siapkan ​<b>arus uang dari sponsor.​</b>

​<i>Bagaimana jika​</i> mereka kesulitan mengakses tiket? Maka kami membangun sistem pendaftaran onlime dan otomasi ​<b>approval transfer berbasis API ke Bank.​</b>

​<i>Bagaimana jika​</i> parkiran semerawut? Maka kami sediakan ​<b>fill blank nomor plat mobil​</b> untuk mengatur pembagian area parkir.

Terus menerus kami ​<b>menantang event kami.​</b> Dan kami sangat bersyukur banyak yang menantang event kami, karena dengan begitulah sebuah rencana dan produk akan kuat dan hebat.

*****

Optimis boleh, yakin boleh, tetapi kita tidak boleh ​<b>naif​</b> untuk ​<i>tidak menghiraukan​</i> bahwa kondisi diluar sana ​<b>berada diluar kendali diri kita.​</b> Cuaca diluar kendali, keputusan kompetitor diluar kendali, perubahan situasi ekonomi berada diluar kendali.

​<i>Collins dan Hansen​</i> mengingatkan, terlalu cepat berbahaya, terlalu lambat juga berbahaya, maka Anda harus bergerak dengan perencanaan matang dan tepat.

&quot;Paranoia&quot; yang kita bangun ​<b>bukanlah​</b> untuk menghambat langkah, namun untuk terus menyempurnakan rencana Anda!

Bangunlah ​<b>&quot;kekhawatiran positif&quot;​</b>.

​<b>Rendy Saputra​</b>
​<i>Hadirlah di KopdarSaudagar.com​</i>


​<i>Ajak sahabat Anda untuk berlangganan tulisan Saya dengan mengirimkan nama dan domisili ke ​</i><i><b>081288407094​</b></i><i> via WhatsApp.​</i>

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Indosat network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar